Pertumbuhan Internet kian dinamis. Salah satu tandanya adalah kian meluasnya penduduk dunia yang terhubung dengan Internet.
Nah, bertujuan untuk memperluas akses Internet hingga ke negara-negara berkembang dan negara miskin, Bos Facebook Mark Zuckerberg menginisiasi proyek Internet murah dalam program Internet.org.
Dalam proyek itu, Facebook merangkul enam perusahaan teknologi dunia untuk mewujudkan akses Internet murah secara lebih luas.
Data International Telecommunication Union (ITU) menunjukkan, saat ini 2,7 miliar atau hampir 40 persen dari populasi dunia sudah go online. Selama satu dekade terakhir, secara rinci disebutkan 31 persen dari populasi di negara berkembang sudah online dibandingkan 77 persen dari populasi negara maju yang telah online.
ITU juga memperkirakan, 750 juta rumah tangga atau 41 persen dari rumah tangga seluruh dunia telah terkoneksi dengan Internet.
Disebutkan rumah tangga yang terkoneksi internet di negara berkembang diperkirakan mencapai 373 juta berbanding 376 juta di negara maju.
Sementara rumah tangga tanpa Internet di negara berkembang mencapai 960 juta berbanding dengan rumah tangga 108 juta di negara maju yang belum terkoneksi Internet.
Dalam persentase, pola pertumbuhan rumah tangga dengan akses Internet melonjak. Misalnya, di kawasan Eropa akan tumbuh mencapai 77 persen, Amerika (61 persen), Negara kawasan Arab (34 persen), Asia Pasifik (33 persen) dan Afrika tujuh persen.
Besaran tarif
Dari sisi tarif, Internet masih lebih murah di negara maju. Misalnya, untuk tarif postpaid (pascabayar), kuota 500 MB di negara maju hanya 1,2 persen dari GNI (gross national income), sedangkan di negara berkembang tarif mencapai 11,3 persen dari GNI.
Untuk tarif prabayar handset dengan kuota yang sama, di negara maju mencapai 1,3 persen dari GNI dan tarif di negara berkembang mencapai 15,7 persen dari GNI.
Jika dirinci per wilayah tarif postpaid kuota 500 MB untuk Eropa bertarif 1,1 persen dari GNI per kapita, kawasan Arab (2,2 persen), Amerika (5 persen), Asia pasifik (3,5 persen) dan Afrika (36,2 persen).
Untuk tarif prepaid (prabayar) wilayah Eropa (1,1 persen), Arab (5,7 persen), Amerika (5,9 persen), Asia Pasifik (5,9 persen) dan Afrika (38,8 persen).
Data International Telecommunication Union (ITU) menunjukkan, saat ini 2,7 miliar atau hampir 40 persen dari populasi dunia sudah go online. Selama satu dekade terakhir, secara rinci disebutkan 31 persen dari populasi di negara berkembang sudah online dibandingkan 77 persen dari populasi negara maju yang telah online.
ITU juga memperkirakan, 750 juta rumah tangga atau 41 persen dari rumah tangga seluruh dunia telah terkoneksi dengan Internet.
Disebutkan rumah tangga yang terkoneksi internet di negara berkembang diperkirakan mencapai 373 juta berbanding 376 juta di negara maju.
Sementara rumah tangga tanpa Internet di negara berkembang mencapai 960 juta berbanding dengan rumah tangga 108 juta di negara maju yang belum terkoneksi Internet.
Dalam persentase, pola pertumbuhan rumah tangga dengan akses Internet melonjak. Misalnya, di kawasan Eropa akan tumbuh mencapai 77 persen, Amerika (61 persen), Negara kawasan Arab (34 persen), Asia Pasifik (33 persen) dan Afrika tujuh persen.
Besaran tarif
Dari sisi tarif, Internet masih lebih murah di negara maju. Misalnya, untuk tarif postpaid (pascabayar), kuota 500 MB di negara maju hanya 1,2 persen dari GNI (gross national income), sedangkan di negara berkembang tarif mencapai 11,3 persen dari GNI.
Untuk tarif prabayar handset dengan kuota yang sama, di negara maju mencapai 1,3 persen dari GNI dan tarif di negara berkembang mencapai 15,7 persen dari GNI.
Jika dirinci per wilayah tarif postpaid kuota 500 MB untuk Eropa bertarif 1,1 persen dari GNI per kapita, kawasan Arab (2,2 persen), Amerika (5 persen), Asia pasifik (3,5 persen) dan Afrika (36,2 persen).
Untuk tarif prepaid (prabayar) wilayah Eropa (1,1 persen), Arab (5,7 persen), Amerika (5,9 persen), Asia Pasifik (5,9 persen) dan Afrika (38,8 persen).

Posting Komentar